Mengenal Jenis-Jenis Komunikasi: Asertif, Agresif, dan Efektif

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita diharapkan dapat berkomunikasi dengan cara efektif, yaitu dengan menempatkan kepentingan orang lain sejajar dengan kepentingan diri sendiri. Namun, dalam situasi tertentu, kita juga dapat berkomunikasi dengan cara asertif untuk mempertahankan hak-hak kita tanpa melakukan penekanan atau intimidasi terhadap orang lain. Menurut Psikologi, komunikasi asertif, agresif, dan efektif merupakan tiga jenis komunikasi yang berbeda dan memiliki konsekuensi yang berbeda pula terhadap individu dan hubungan sosial.

  • Komunikasi asertif adalah jenis komunikasi yang memungkinkan seseorang untuk menyampaikan pendapat, perasaan, dan keinginannya dengan jelas dan tanpa melakukan penekanan atau intimidasi terhadap orang lain. Orang yang berkomunikasi dengan cara asertif dapat mengungkapkan perasaannya dengan jujur, mempertahankan hak-haknya tanpa merugikan orang lain, dan menerima kritik dengan baik.
  • Komunikasi agresif adalah jenis komunikasi yang mengutamakan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain. Orang yang berkomunikasi dengan cara agresif cenderung menyalahkan orang lain, mencela, atau mengancam. Komunikasi agresif dapat menyebabkan ketegangan dan permusuhan dalam hubungan sosial.
  • Komunikasi efektif adalah jenis komunikasi yang menempatkan kepentingan orang lain sejajar dengan kepentingan diri sendiri. Orang yang berkomunikasi dengan cara efektif dapat menyampaikan pendapat, perasaan, dan keinginannya dengan jelas tanpa mencederai perasaan orang lain. Komunikasi efektif dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan sosial dan mengurangi ketegangan.

Contoh-Contoh dari Setiap Jenis Komunikasi

Dalam ilmu Psicoologi sangat penting untuk mengenali jenis-jenis komunikasi ini, sebab Anda bisa menggunakannya dalam keseharian tertentu saat memulai percakapan dengan lawan bicara Anda. Dan berikut adalah beberapa contoh dari masing-masing jenis komunikasi.

  • Komunikasi asertif adalah cara berkomunikasi yang menunjukkan keyakinan diri dan percaya diri. Individu yang berkomunikasi dengan cara asertif dapat dengan jelas menyampaikan perasaan dan pendapatnya tanpa merugikan orang lain. Contoh komunikasi asertif adalah ketika seseorang menolak tawaran kerja dari perusahaan lain dengan cara yang sopan dan jujur, misalnya dengan menyampaikan bahwa saat ini mereka merasa senang dengan pekerjaan yang saat ini dijalani.
  • Sedangkan, individu yang berkomunikasi dengan cara agresif sering menyampaikan perasaan dan pendapatnya dengan cara yang tidak sopan dan menyakiti orang lain. Contoh komunikasi agresif adalah ketika seseorang menolak tawaran kerja dari perusahaan lain dengan cara yang tidak sopan dan menyakiti perasaan orang yang menawarkan, misalnya dengan mengatakan bahwa perusahaan itu tidak layak untuk dijadikan pilihan.
  • Lalu, contoh komunikasi efektif adalah ketika seseorang menolak tawaran kerja dari perusahaan lain dengan cara yang sopan dan jujur serta memberikan alasan yang masuk akal, misalnya dengan menyampaikan bahwa saat ini mereka merasa senang dengan pekerjaan yang saat ini dijalani dan tidak ingin meninggalkan perusahaan saat ini.

Secara umum, komunikasi asertif, agresif, dan efektif merupakan tiga jenis komunikasi yang berbeda dan memiliki konsekuensi yang berbeda pula terhadap individu dan hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaan antara ketiga jenis komunikasi tersebut dan memilih cara berkomunikasi yang sesuai dengan situasi dan konteks sesuai dengan ilmu Psikologi yang ada.