Skip to content
Home » Gaya Hidup » Mengenal Karakteristik dan Dampak Gaya Kepemimpinan Otoriter

Mengenal Karakteristik dan Dampak Gaya Kepemimpinan Otoriter

Mengenal Karakteristik dan Dampak Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan adalah cara atau metode yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol aktivitas orang lain. Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dikenal di dunia, salah satunya adalah otoriter. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai gaya kepemimpinan otoriter, mari kita simak ulasan dibawah ini.

 

Mengenal Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin memegang kendali atas segala aspek keputusan dan aktivitas dalam organisasi atau kelompok. Pemimpin otoriter seringkali mengambil keputusan tanpa memperhatikan opini atau masukan dari bawahan, dan seringkali menggunakan tekanan atau ancaman untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Kepemimpinan otoriter sering dikaitkan dengan tingkat kontrol yang tinggi, kurangnya partisipasi bawahan, dan kurangnya demokrasi dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan rasa tidak puas, kecewa dan tidak percaya pada pemimpin di bawahnya, namun dapat menjadi efektif dalam situasi-situasi darurat atau yang membutuhkan tindakan cepat dan tegas.

 

Karakteristik Kepemimpinan Otoriter

Berikut ini merupakan beberapa karakteristik kepemimpinan otoriter, antara lain:

  1. Kontrol yang tinggi: Pemimpin otoriter seringkali memegang kendali atas segala aspek keputusan dan aktivitas dalam organisasi atau kelompok.
  2. Kurangnya partisipasi bawahan: Pemimpin otoriter seringkali mengambil keputusan tanpa memperhatikan opini atau masukan dari bawahan.
  3. Kurangnya demokrasi dalam pengambilan keputusan: Pemimpin otoriter seringkali mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
  4. Tekanan atau ancaman: Pemimpin otoriter seringkali menggunakan tekanan atau ancaman untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
  5. Tata kelola yang kaku: Pemimpin otoriter seringkali memiliki sistem tata kelola yang kaku dan tidak fleksibel.
  6. Pendekatan yang represif: Pemimpin otoriter seringkali menggunakan pendekatan yang represif dalam mengatasi masalah atau mencapai tujuan.
  7. Fokus pada hasil: Pemimpin otoriter seringkali lebih fokus pada hasil daripada proses dan kondisi bawahannya.
  8. Kurangnya komunikasi: Pemimpin otoriter seringkali kurang efektif dalam berkomunikasi dengan bawahannya dan membuat keputusan tanpa konsultasi dengan bawahan.

Dampak Positif dan Negatif Kepemimpinan Otoriter

 

Semua gaya kepemimpinan tentunya memiliki dampak positif dan negatif, tidak terkecuali dengan kepemimpinan otoriter. 

Dampak Positif

Berikut ini beberapa dampak positif dari kepemimpinan otoriter, diantaranya:

  1. Tindakan cepat dan tegas: Pemimpin otoriter dapat mengambil tindakan cepat dan tegas dalam situasi darurat atau yang membutuhkan tindakan cepat.
  2. Konsistensi: Pemimpin otoriter dapat menjaga konsistensi dalam pengambilan keputusan dan tindakan, yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi atau kelompok.
  3. Fokus pada tujuan: Pemimpin otoriter dapat fokus pada tujuan jangka pendek dan jangka panjang organisasi atau kelompok.

Dampak Negatif 

Berikut ini beberapa dampak negatif dari kepemimpinan otoriter, diantaranya:

  1. Kurangnya inovasi: Pemimpin otoriter seringkali kurang memperhatikan opini atau masukan dari bawahan, sehingga kurangnya inovasi dan kreativitas dalam organisasi atau kelompok.
  2. Kurangnya motivasi: Pemimpin otoriter seringkali tidak memperhatikan kondisi atau kebutuhan bawahan, sehingga kurangnya motivasi dan rasa percaya diri dari bawahan.
  3. Kurangnya fleksibilitas: Pemimpin otoriter seringkali memiliki sistem tata kelola yang kaku dan tidak fleksibel, sehingga kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
  4. Kurangnya komunikasi: Pemimpin otoriter seringkali kurang efektif dalam berkomunikasi dengan bawahannya, sehingga kurangnya kesadaran, pemahaman, dan keterlibatan dari bawahan.
  5. Rasa tidak puas: Bawahan dapat merasa tidak puas, kecewa, dan tidak percaya pada pemimpin otoriter, sehingga dapat menurunkan produktivitas dan kinerja organisasi atau kelompok.

 

Gaya Kepemimpinan di Dunia

Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang dikenal di dunia, diantaranya:

  1. Kepemimpinan Transformasional: Fokus pada perubahan dan pengembangan individu dan tim untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
  2. Kepemimpinan Transaksional: Fokus pada pengelolaan tugas harian dan pemberian imbalan atau sanksi berdasarkan prestasi.
  3. Kepemimpinan Situasional: Penyesuaian gaya kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi tertentu.
  4. Kepemimpinan Servant: Fokus pada pelayanan kepada bawahan dan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan bersama.
  5. Kepemimpinan Partisipatif: Fokus pada partisipasi aktif bawahan dalam pengambilan keputusan.
  6. Kepemimpinan Autentik: Fokus pada integritas dan kejujuran dalam kepemimpinan, serta kesesuaian antara tindakan dan nilai-nilai pribadi.
  7. Kepemimpinan Visioner: Fokus pada pemimpin yang memiliki visi jangka panjang dan mampu menyampaikan visi tersebut kepada bawahan.
  8. Kepemimpinan Otoriter: Fokus pada pemimpin yang memegang kendali atas segala aspek keputusan dan aktivitas dalam organisasi atau kelompok, sering mengambil keputusan tanpa memperhatikan opini atau masukan dari bawahan.
  9. Kepemimpinan Laissez-faire: Fokus pada pemimpin yang memberikan bawahan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
  10. Kepemimpinan Democratic: Fokus pada pemimpin yang melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti situasi, kondisi, dan karakteristik bawahan. Beberapa gaya kepemimpinan dapat digabungkan atau digunakan secara bergantian dalam situasi yang berbeda.