Tradisi Unik Suku Madura yang Tetap Lestari

Tradisi Unik Suku Madura yang Tetap Lestari

Suku Madura ada di peringkat ketiga sebagai populasi terbanyak di Indonesia setelah suku Jawa dan Sunda. Karakteristik yang dimiliki oleh orang Madura telah dibentuk oleh kondisi dari geografis dan topografis pulau Madura itu sendiri yang memang begitu lekat dengan hidraulis. Kondisi lahan pulau Madura yang tandus menyebabkan orang Madura lebih menggantungkan hidup mereka dengan laut.

 

Tradisi Unik Suku Madura

Setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi unik tersendiri, termasuk Madureh. Di bawah ini ada beberapa tradisi unik suku Madura, antara lain:

1. Karapan Sapi

Yang pertama adalah karapan sapi, tentu tradisi yang satu ini begitu terkenal di Indonesia. Karapan sapi merupakan tradisi dari suku Madura yang diadakan setiap tahun pada bulan Agustus atau September, nantinya di akhir bulan September atau Oktober akan dilombakan lagi untuk final.

Dalam tradisi karapan sapi ini ada sepasang sapi dan seorang joki yang beradu kecepatan dengan lawan yang lainnya untuk mencapai garis finis. Panjang lintasan untuk karapan sapi biasanya 100 meter dengan durasi 10 detik hingga 1 menit.

2. Toktok (Aduan Sapi)

Berbeda dengan karapan sapi, tradisi toktok ialah suatu perlombaan atau kompetisi aduan sapi di Madura. Di mana ada dua ekor sapi yang saling berhadapan dan seruduk. Biasanya sapi yang diadu merupakan sapi jantan, sapi ini akan beradu kekuatan nantinya yang paling kuat adalah pemenangnya.

Untuk mengadakan toktok tak boleh sembarangan, karena perlu didampingi dengan seseorang yang sudah ahli. Harus ada wasit toktok yang telah berpengalaman agar tidak membahayakan orang sekitar.

3. Tradisi Rokat

Tradisi petik laut atau rokat merupakan upacara sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan. Rokat diyakini bisa memberikan keselamatan dan juga rezeki yang lancar.

Tradisi rokat dimulai dengan pembacaan istighosah dan tahlil yang dipimpin oleh pemuka agama. Dihanyutkan sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur. Sesaji tersebut ialah ketan berwarna-warni, ikan, tumpeng, dan lainnya.

4. Upacara Nadar

Kemudian ada upacara nadar yang diadakan tiga kali dalam setahun oleh warga desa Pinggir Papas, Kalianget, Madura. Upacara nadar berlangsung meriah dan menyimpan begitu banyak cerita leluhur. Upacara nadar dilangsungkan pada pukul 16.00.

Warga sekitar akan berdatangan ke makam para leluhur dengan membawakan perlengkapan upacara. Saat malam hari maka warga diwajibkan untuk menginap di sekitar makam baik dengan menginap di rumah warga sekitar makam atau mendirikan tenda.

5. Ritual Ojung

Ritual Ojung merupakan jenis permainan yang melibatkan dua orang laki-laki beradu fisik. Tersedia rotan dengan panjang 1 meter untuk memukul. Ojung diadakan untuk memohon turunnya hujan dan menghindari marabahaya akibat kekeringan.